Selasa, 21 Februari 2012

HISTORY of MAGIC



Pada awalnya, kaum penyihir dan kaum non-penyihir, atau yang biasa penyihir sebut dengan Muggle, hidup berdampingan dengan harmonis dalam suasana yang aman dan tenteram. Mereka saling percaya satu sama lain dan sebisa mungkin menghindari permusuhan di antara dua kaum. Bukti dari hal tersebut adalah di Mesir Kuno, para penyihir dihormati oleh para penduduk Muggle. Pada saat itu, Muggle sama sekali tidak takut pada penyihir, mereka percaya kalau kaum penyihir menggunakan kekuatan sihir mereka demi kebaikan atau pada saat-saat terdesak, tidak seperti Muggle pada zaman sekarang yang langsung takut dengan segala sesuatu yang berbau sihir.
Keharmonisan kedua kaum ini berlangsung selama berabad-abad. Namun pada suatu waktu, Muggle mulai beranggapan kalau Para Penyihir tidak lagi menggunakan sihirnya untuk berbuat kebaikan, melainkan untuk menguasai para Muggle, selanjutnya menguasai dunia dan kemudian menghancurkan dunia Muggle. Kecurigaan kaum Muggle ini, membuat hubungan di antara kedua kaum retak. Kedua kaum mulai saling memisahkan diri satu sama lain. Keributan dan peperangan pun mulai terjadi di antara kedua kaum. Tidak sedikit dari kaum Penyihir yang dianiaya dan disiksa oleh para Muggle tersebut.
Peperangan dan pertempuran yang terjadi di antara kedua kaum semakin hari semakin sengit dan berbahaya. Maka, empat orang penyihir yang dianggap sebagai penyihir paling kuat pada zaman itu, (Godric Gryffindor, Rowena Ravenclaw, Helga Hufflepuff dan Salazar Slytherin) memutuskan untuk membentuk sekolah sihir dimana para penyihir muda akan belajar dan dilatih untuk menggunakan sihir dengan baik di sekolah itu. Mereka akan diberikan berbagai pengetahuan mengenai sihir dan hal-hal yang berhubungan dengan sihir dan juga tentang Muggle. Mereka juga akan diberikan pengajaran bagaimana cara mengendalikan sihir mereka agar tidak tak terkendali dan menyebabkan hal yang buruk. Sekolah ini dibangun dan diberi sihir perlindungan sedemikian rupa hingga jauh dari campur tangan Muggle. Sekolah sihir ini, Hogwarts, dibangun sebelum awal dari masa millennium.
Dari tahun ke tahun, perang terus berkecamuk dan bertambah parah di antara kedua kaum tersebut. Bahkan pada abad ke-14, Muggle yang sudah mulai ketakutan akan kekuatan sihir mulai melakukan pembakaran pada penyihir-penyihir yang mereka tangkap. Hal ini tidak terlalu menjadi masalah bagi para penyihir karena mereka bisa menggunakan mantra Pembeku Api untuk mengantisipasinya. Namun, karena kondisi yang terus memburuk, sekitar tahun 1600-1700, kaum penyihir akhirnya mengambil tindakan untuk menyingkirkan para Muggle dari komunitas sihir. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya perang lebih lanjut dan bertambahnya korban dari kedua belah pihak.
Pada tahun-tahun terakhir, terjadi perubahan pola pikiran pada beberapa penyihir. Mereka mencoba untuk menghentikan pertikaian yang sudah terjadi diantara kaum Muggle dan kaum penyihir selama berabad-abad, dan mencoba untuk menyatukan kembali kedua kaum seperti sedia kala, dimana kedua kaum tersebut hidup rukun dan saling menghormati satu sama lain.


Hogsmeade adalah sebuah surga kecil bagi para murid kelas tiga ke atas untuk berbelanja, berkencan, atau bahkan sekedar meregangkan otot-otot kaki sambil mengemut permen yang bermacam-macam jenisnya. Untungnya, Hogsmeade terletak dekat sekali dengan Hogwarts (sebelah barat laut Hogwarts). Hanya dengan cara menjulurkan kaki keluar dari gerbang Hogwarts, mengikuti tanda panah, melewati Stasiun Hogsmeade dimana Hogwarts Express berada, dan melangkahi rel keretanya, Hogsmeade benar-benar akan langsung terlihat di depan mata. Tentu saja, perlu surat izin khusus dan umur yang cukup untuk berkunjung ke desa ini. Hubungi Profesor McGonagall untuk lebih jelasnya.

Hogsmeade ditemukan oleh Hengist of Woodcroft—yang disiksa oleh para Muggle saat jaman pembantaian penyihir—beberapa ratus tahun yang lalu kurang lebih hampir sama dengan ditemukannya Hogwarts, waktu yang sungguh lama. Tentu tidak mengejutkan melihat bagaimana sekarang Hogsmeade berkembang menjadi desa yang penuh barang menggiurkan yang dapat membuat pengunjung merogoh kantungnya. Namun kapan tepatnya Hogsmeade berkembang menjadi tempat belanja seperti sekarang, tidak ada dokumen yang memaparkan dengan jelas sehingga sulit menerka dengan tepat bagaimana Hogsmeade berkembang.
Pada tahun 1973, terjadi kegemparan di Hogsmeade. Kelompok yang disebut Death Eaters tanpa diduga membuat kekacauan yang amat sangat. Kerusakan dimana-mana dan juga menimpa Toko Lelucon Zonko yang terletak di High Street. Tragedi tewasnya tiga murid Hogwarts menimbulkan kebijakan baru dari pihak Hogwarts : hanya murid kelas tiga ke atas yang diperbolehkan mengunjungi Hogsmeade dan disertai dengan surat izin oleh orang tua maupun wali. Trauma yang dialami oleh Hogwarts membuat kunjungan Hogsmeade dihentikan satu tahun ajaran, dan baru diadakan kembali tahun 1975 dengan kebijakan baru tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar